Sabtu, 19 Februari 2011

Pengguguran Arifin-Toisutta sebagai ketua umum PSSI


Pengguguran Arifin dan Toisutta sebagai ketua umum PSSI menimbulkan banyak tanda tanya, Pengamat sepak bola, Ari Junaedi, berpendapat, keputusan Komite Pemilihan yang menggugurkan calon alternatif George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai kandidat Ketua Umum PSSI di Kongres Bali pada 26 Maret mendatang telah melecehkan akal sehat.

Sebagaimana diberitakan, Komite Pemilihan hanya meloloskan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2016. Dikatakan Ari, Komite
Setelah melakukan verifikasi selama kurang lebih dua pekan, Komite Pemilihan akhirnya mengumumkan calon Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI untuk periode 2011-2015.

Dari keputusan tersebut, nama Arifin Panigoro dan Goerge Toisutta tidak lolos verifikasi sebagai calon Ketua Umum PSSI. Pada bursa, muncul nama beberapa bakal calon Ketum yakni Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan Goerge Toisutta. Tetapi setelah melakukan verifikasi, Komite Pemilihan akhirnya hanya meloloskan Nurdin dan Nirwan sebagai calon Ketum PSSI.

"Calon Ketua Umum adalah Nirwan Bakrie dan Nurdin," jelas Ketua Komite Pemilihan Syarif Bastaman dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Sabtu (19/2/2011).

Sementara dari enam bakal calon Wakil Ketum, hanya empat yang lolos menjadi calon. Mereka adalah Nirwan, Nurdin Halif, Bob Hippy, Ibnu Munzir. Nama Arifin dan Sukawi Sutarif tidak lolos menjadi calon Wakil Ketua Umum.

"Alasan mereka tidak lolos dituangkan dalam Surat Keputusan yang diserahkan kepada masing-masing individu. Untuk calon yang tidak lolos berhak mengajukan kebertan ke Komite Banding dalam jangka waktu tiga hari tertentu sejak diumumkan tanggal 19 Februari," ungkap Syarif.

Pemilihan telah "melecehkan" akal sehat dengan menggugurkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang merupakan calon alternatif.

"Pencoretan Toisutta dan Panigoro identik dengan kematian reformasi di tubuh PSSI. Keputusan Komite Pemilihan layak digugat karena mengingkari suara arus bawah yang menghendaki adanya regenerasi dan pembersihan di tubuh kepengurusan PSSI. Jika nama Nurdin dan Nirwan tetap bercokol, ditambah Nugraha Besoes nantinya, sama saja PSSI masih terjangkit virus kediktatoran," beber Ari saat dihubungi.

Komite Pemilihan mengklaim, semua keputusan yang diambil sesuai Statuta PSSI yang disahkan oleh FIFA, Statuta FIFA, dan Statuta Electoral FIFA. Komite Pemilihan sendiri memberikan kesempatan bagi bakal calon yang merasa dirugikan dengan mengajukan banding kepada Komite Banding.

"Entah mau bilang apa lagi, pengajuan banding yang hanya tiga hari bagi Toisutta dan Panigoro untuk menggugat keputusan Komite Pemilihan seperti hanya menjadi 'kepura-puraan' terjadinya demokratisasi di PSSI. Kita hanya bisa berharap vox popule vox dei atau suara rakyat adalah suara Tuhan masih bergema di arena Kongres Bali nanti," jelas Ari.

Sementara Ketua Umum Komite Pemilihan Syarif Bastaman mengatakan, pihak yang tak lolos verifikasi, malam ini, akan langsung menerima surat keputusan (SK).

Di dalam SK itu akan dijelaskan alasan kenapa mereka tak lolos verifikasi. Seperti diberitakan sebelumnya, dua bakal calon Ketua Umum, George Toisutta dan Arifin Ponigoro, tak lolos verifikasi. Syarif tak mau mengungkapkan apa alasan kedua nama itu tak lolos.

"Alasan semuanya akan tertuang di dalam SK. Dan, SK itu bersifat pribadi dan rahasia kecuali yang bersangkutan akan menyebarkannya. Saya kira itu kami persilakan. Semua bakal calon akan mendapatkan SK tersebut," kata Syarif, saat konferensi pers di Kantor PSSI, Sabtu (19/2/2011).

"Malam ini, saya yakin sekretariat sudah bisa memberikan SK itu kepada calon-calon yang bersangkutan," lanjutnya.

Selain Arifin dan Toisutta, nama-nama lain yang bakal menerima SK adalah Sukawi Sutarip, Sihar Sitorus, TM Nurlif, dan Tuti Dau untuk posisi Komite Eksekutif (Exco).


sumber kompas.com

0 komentar: